Pangkalpinang – Aspirasipos.com, Jumlah penderita HIV-AIDS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), terus bertambah setiap tahun. Seperti yang dilansir oleh beberapa media di Babel , hingga pertengahan tahun 2018 total penderita HIV/AIDS di Bumi Serumpun Sebalai sudah mencapai 358 orang. Penderita HIV/AIDS pada tahun 2017 berjumlah 270 orang dari tujuh kabupaten/kota se-Babel, dan dalam periode bulan Januari sampai Juni 2018 ada peningkatan sebanyak 88 orang. Sungguh angka yang luar biasa, sudah bisa dibayangkan berapa banyak lagi masyarakat bangka belitung yang akan tertular penyakit kutukan ini. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Wartawan Republik Indonesia ( DPD-PWRI ) Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Mayrest Kurniawan mengungkapkan rasa terkejutnya kepada wartawan aspirasipos.com 12/10/2018 saat ditemui di kediamannya. ” Jika data yang diberitakan oleh media lokal tersebut benar adanya berarti Pemerintah kita melalui instansi terkait yakni dinas Kesehatan harus lebih giat lagi melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit HIV /AIDS, Pemerintah harus dapat menganalisa riwayat penderita HIV / AIDS itu sendiri agar bisa mengetahui dari sudut yang mana yang paling rentan masyarakat dapat dengan mudah tertular virus Mematikan ini”, tegasnya. Mayrest mengungkapkan dampak dari ditutupnya tempat – tempat prostitusi di babel khususnya kota Pangkalpinang ini merupakan indikator utama terhadap penularan HIV/AIDS. ” Bukan rahasia lagi jika para penghuni wisma wisma seperti di lokalisasi Parit enam dan Teluk bayur itu saat dilakukan penertiban oleh pemerintah ,mereka berpindah ke tempat – tempat lain yang bersedia menampung mereka, seperti misalnya di warung liar yang ada di tempat wisata Pantai pasir Padi, ditempat mereka yang baru ini mereka akan aktif bekerja lagi untuk menyambung hidupnya , Keberadaan para penjaja seks ini sudah tidak terdeteksi lagi oleh pemerintah kita karena saat pendataan terakhir yang dilakukan petugas , ada dari penghuni wisma ini yang beralasan pulang kampung tapi nyatanya mereka berpindah tempat dan mulai aktif bekerja lagi sebagai penjaja seks “, ungkapnya. Ditambahkannya, Maraknya tempat hiburan malam yang ada di babel ini juga dapat mempengaruhi indikator meningkatnya angka pengidap HIV/AIDS, dari angka 385 orang yang mengidap HIV / AIDS itu usia dominan mereka adalah 20 sampai 49 tahun. Usia ini adalah usia Produktif yang sangat rentan dengan penularan HIV/AIDS dengan latar belakang seks bebas. ” Berawal dari pertemuan disebuah tempat hiburan malam dan berlanjut ke kamar hotel atau penginapan , seks bebaspun acap kali dilakukan, hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah agar dapat menekan laju angka pengidap HIV/AIDS di negeri serumpun sebalai ini”, tegasnya. Sebagai Ketua PWRI Babel beliau meminta kepada dinas terkait agar dapat memperhatikan dan mengkaji riwayat penderita yang positif terkena virus HIV/AIDS dari latar belakang peristiwa tertularnya mereka, baru kemudian dapat diambil kesimpulan dari sudut manakah yang paling rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS itu sendiri Ia juga menghimbau agar masyarakat Babel dapat membantu Pemerintah dalam rangka menekan angka pengidap HIV / AIDS yang ada di Babel supaya tidak terlalu tinggi mengingat negeri serumpun sebalai ini adalah negeri melayu yang penuh dengan etika dan kesopanan. (iw)
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -