“Acara ini akan banyak membicarakan manuskrip kuno dan mengungkap sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta,” kata Bagoes Poetranto.
Sementara itu, untuk pembuatan film agar lebih membuka wawasan bagi generasi saat ini.
“Kami berharap melalui film dapat membuka cakrawala berpikir dari anak bangsa agar menghargai perjuangan para leluhurnya di masa lampau dalam mempertahankan Nusantara, khususnya tanah Jawa dari pendudukan bangsa penjajah,” kata Bagoes.
Pernyataan yang diungkapkan Bagoes disepakati Suharno, penulis skenario film The King of Nusa. Film ini, katanya, akan mengisahkan perjalanan hidup dan perjuangan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono II.
“Film The King of Nusa ini bergenre Science fiction, Adventure Dan Historycal akan menggunakan teknologi efek visual CGI (Computer Generated Imagery) 3D yang menurut Technical Directornya Iwangsa Yudianto akan menggunakan sekitar 100 orang ahli CGI. Film ini berkisah tentang pengkhianatan, cinta, dan perjuangan Sultan HB II yang memiliki jiwa nasionalisme anti terhadap penjajahan asing. Keberanian beliau akan kami tampilkan dalam cerita tersebut. Keberanian untuk menolak tunduk terhadap aturan yang diterapkan bangsa asing di Yogyakarta, beliau lakukan untuk melindungi rakyat, dan tanah Yogyakarta khususnya,” jelas Suharno yang memiliki nama pena Sabda Pewaris Nusantara & Surya Kelana.