11 C
London
Kamis, November 7, 2024

Dinilai Ciptakan Konflik Sosial, Mahasiswa Minta Jokowi Segera Ganti Dirut PT.Timah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

BANGKA BELITUNGAspirasipos.com, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kota Pangkalpinang hari ini menggelar aksi di depan gerbang masuk kantor PT. Timah Tbk Provinsi Kep. Bangka Belitung.

Aksi yang digelar senin 9/11/2020 itu bertujuan untuk menuntut  Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk untuk mundur dari jabatannya karena dinilai sudah tak layak lagi memimpin perusahaan Plat merah yang notabene nya selalu merugi dibawah komandonya Mochtar Reza Pahlevi Tabrani.

Dalam orasinya  Ketua PMII cabang Pangkalpinang Burkah mengatakan, PT Timah selama masa kepemimpinan Mochtar Reza Pahlevi Tabrani, sudah beberapa oknum pejabat PT Timah yang menjadi tersangka kasus korupsi.

Selain itu juga, menurut mahasiswa selama kepemimpinan Reza Pahlevi yang sudah dua periode menjabat Dirut PT. Timah Tbk itu  telah banyak terjadi konflik sosial antara masyarakat dan Pengusaha timah atau perusahaan mitra PT. Timah yang sudah dianggap meresahkan masyarakat Bangka Belitung.

Kebijakan – kebijakan yang diambil oleh Reza Pahlevi dianggap mengesampingkan hak hidup masyarakat Bangka Belitung yang terdampak tambang. Seperti hak masyarakat Nelayan yang telah diabaikan dengan diterbitkannya SPK ( Surat Perintah kerja ) Kapal Isap Produksi di Belinyu dan Sungailiat Bangka.

PMII Cabang Pangkalpinang lewat aksinya hari ini menyampaikan pernyataan sikap Mahasiswa Pangkalpinang diantaranya adalah Meminta kepada Presiden RI Joko Widodo melalui, Menteri BUMN untuk mengganti Direktur PT Timah Tbk”.

Aksi Mahasiswa yang tergabung dalam PMII Cabang Pangkalpinang itu sedianya berharaf  dapat bertemu  dengan Dirut PT. Timah Tbk untuk meminta secara langsung agar Reza Pahlevi   mengundurkan diri dari Jabatannya . Namun orang yang dituju tidak dapat ditemui akhirnya mahasiswa memutuskan untuk kembali lagi senin depan 16/11/2020. ( rd1)

- Advertisement -
SHOWBIZZ
- Advertisement -
Related news
- Advertisement -