BELINYU, Aspirasipos.com – Aksi premanisme terhadap para pegiat pers terjadi dialami seorang wartawan asal media MAPIKOR (Rikky Fermana). Bahkan aksi yang dilakukan oleh Sekelompok oknum warga dengan gaya ‘preman’ ini hingga sempat berbuat sangat tidak wajar terhadap profesi wartawan.
Tak cuma itu, aksi sekelompok oknum warga saat kejadian terhadap rombongan wartawan ((Rikky CS) sempat pula tindak perbuatan pelecehan profesi wartawan selaku pencari kebenaran fakta di lapangan.
Kejadian tersebut berawal ketika rombongan wartawan dari berbagai media massa (cetak/online) yakni Rikky Fermana (MAPIKOR), Wa (Radar Bangka), Rey (DetikNews.id), Ryan A Prakasa (Spotberita.com) dan Purna Yuda (lintasanberita.com), Kamis (17/10/2019) siang sekitar pukul 14.30 WIB bermaksud melakukan kegiatan liputan investigasi (investigation reporting) di lapangan terkait kasus persoalan lahan di wilayah Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka kini sempat.menuai protes sejumlah warga.
Saat kejadian tersebut sempat pula disaksikan wartawan media online ini. Saat meninjau ke lokasi, rombongan para wartawan pun didampingi seorang warga dusun setempat, Basoni (38). Usai tiba di lokasi, rombongan wartawan pun termasuk Rikky Fermana mencoba menanyakan seputar lahan yang menjadi persoalan hingga menuai protes warga.
Namun tak berapa lama kemudian, atau berselang beberapa menit rombongan wartawan baru saja tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB, tiba-tiba tanpa diduga sekelompok massa diperkirakan berjumlah belasan orang tersebut dengan mengendarai sepeda motor datang ke lokasi.
Setiba di lokasi, sekelompok massa itu pun terlihat langsung menghampiri/menemui rombongan wartawan yang berada di lokasi setempat. Seorang dari kelompok massa itu sempat melontarkan kalimat yang tak bersahabat dengan gaya preman di hadapan rombongan wartawan.
Sejumlah massa itu pun diketahui mendatangi lokasi diduga dikoordinir oleh seorang oknum warga diketahui bernama Atok.
Saat didatangi sekelompok massa itu, Rikky pun mencoba menanyakan kepada seseorang dari kelompok massa yang mendatangi mereka di lokasi setempat.
“Oh ya bapak dari mana?,” tanya Rikky kini menjabat selaku ketua Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) Provinsi Bangka Belitung saat itu kepada seseorang dari kelompok massa diketahui bernama Ceduk.
Tanpa basa-basi oknum warga itu bernama Sunarman alias Ceduk warga Bukit Ketok, Belinyu pun spontan langsung menggertak dengan suara keras di hadapan Rikky.
Tak cuma itu aksi premanisme pun ditunjukan pula di hadapan rombongan wartawan, bahkan Ceduk pun sempat mengancam wartawan yang merekam kejadian siang itu dengan ancaman ia akan membuang hand phone milik wartawan media online ini.
“Jangan foto-foto nanti saya buang hand phone anda!,” sebut Ciduk dengan nada keras.
Seketika itu pula Ceduk malah semakin beringas menunjukan arogansinya di hadapan wartawan. Bahkan saat itu pula Ceduk pun terlihat langsung mencekik leher Rikky (wartawan media MAPIKOR).
Tak puas sampai di situ, Ceduk tetap saja menunjukan sikap arogansinya terhadap wartawan meski sempat dilerai oleh rekannya termasuk wartawan yang menyaksikan kejadian siang itu.
Saat itu Rikky terlihat tanpa ada perlawanan fisik apa pun terkait perbuatan fisik yang dilakukan Ceduk saat kejadian itu, meski sempat terjadi cekcok mulut hingga suasana semakin memanas.
Bahkan saat sedang dilerai Ceduk terlihat malah mengambil sebuah potongan kayu yang tergeletak di atas tanah di lokasi kejadian dengan maksud hendak memukul Rikky dari arah belakang.
Namun niat Ceduk hendak memukul Rikky, untunglah sempat dihalangi oleh seorang wartawan lainnya yakni Ryan A Prakasa asal media SpotBerita.com. Akan tetapi sikap Ceduk terlihat malah semakin menjadi bahkan Ceduk pun sempat mengancam kepada Ryan hingga sempat pula terlihat Ceduk hendak memukul Ryan namun niatmya itu kembali dicegah oleh rekannya pula.
Tak mau keributan siang itu semakin memanas, Ryan pun terlihat bergegas mencoba menggiring Rikky ke tempat yang agak jauh dari kelompok massa tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat itu.
Namun lagi-lagi seorang rekan Ceduk terlihat mengambil sebongkah batu hendak melempar bahkan sempat mengejar Ryan dan Rikky yang mencoba menghindar dari kelompok massa siang itu.
Untunglah seorang dari kelompok massa tersebut berupaya mendinginkan situasi siang itu memanas lantaran Ceduk dan kawan-kawannya terlihat semakin beringas.
Bahkan Ceduk pun sempat mengumpat kasar di hadapan wartawan saat kejadian siang itu.
“Saya pecahkan mukamu!,” umpat Ceduk.
Meski begitu seorang rekan Ceduk sempat melontarkan ujaran tak pantas hingga terkesan merendahkan profesi wartawan yang kebetulan meliput di lokasi setempat.
“Wartawan bodoh. Ke sini mau cari duit ya?,” sebut seorang rekan dari kelompok massa tersebut.
Saat situasi ribut-ribut mulai mereda seorang dari kelompok massa itu bernama Atok warga Mantung Belinyu yang mengaku orang suruhan H Fit sempat memberikan penjelasan singkat terkait persoalan jual-beli lahan di dusun setempat yang dijual oleh warga kepada perusahaan swasta di lokasi dekat bibir pantai hingga kini menuai protes warga “Permasalahannya warga tidak menerima jika lahan ini dijual karena dulu ada perjanjian kesepakatan bahwa lahan dekat lokasi bibir pantai tidak boleh ada aktiftas apapun,” ujar Atok di hadapan wartawan sambil menunjukan selembar kertas berupa gambar peta lokasi lahan yang kini menjadi persoalan.
Tanpa membuang waktu rombongan wartawan pun langsung bergegas meninggalkan lokasi guna menghindari keributan dengan kelompok massa tersebut.
Terkait kejadian siang itu pula, Rikky bersama rombongan wartawan lainnya sore itu juga langsung mendatangi kantor Polres Bangka di Kota Sungailiat guna melaporkam kejadian yang dialami ia dan rekannya.
Rombongan wartawan pun setiba di kantor Polres Bangka langsung diterima oleh petugas SPKT Polres Bangka dan diteruskan ke penyidik Reskrim Polres setempat.
Sementara Kapolres Bangka, AKBP Aris Sulistyono saat dikonfirmasi terkat kejadian dugaan tindak pengeroyokan terhadap wartawan oleh sekelompok oknum warga di Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kamis (17/10/2019) sore justru baru diketahuinya.
“Laporannya sudah kita terima” ujar Kapolres.
Begitu pula Kapolda Babel, Brigjen Pol Istiono dikonfirmasi terkait kasus dugaan tindak pengeroyokan terhadap wartawan justru jenderal polisi bintang satu ini menyarankan agar kasus ini segera dilaporkan kepada kepolisian daerah setempat.
“Lanjut. Laporkan ke polsek Belinyu,” jawab Kapolda melalui pesan singkat (WA) yang diterima, Kamis (17/10/2019).“
Sekwil FPII Babel Kecam Pelaku Premanisme Terhadap Wartawan
Sementara ,Purwanto selaku, Ketua Seketariat wiayah ( Setwil) Forum Pers Indenpendent Indonesia (FPII) Bangka Belitung mengecam keras atas dugaan perbuatan premanisme yang dilakukan oleh sekelompok oknum warga terhadap wartawan,karena setiap orang yang melakukan kekerasan dan menghalangi wartawan dalam melaksanakan tugas peliputannya, maka sipelaku tersebut dapat dikenakan hukuman selama 2 tahun penjara dan dikenakan denda paling banyak sebesar Rp 500 juta rupiah.
Hal tersebut diungkapkan Purwanto dalam menanggapi kejadian dugaan tindak pengeroyokan terhadap wartawan oleh sekelompok oknum warga di Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kamis (17/10/2019) “Dalam ketentuan pidana pasal 18 itu dikatakan setiap orang yang melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat menghambat atau menghalangi ketentuan pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 terkait penghalang-halangi upaya media untuk mencari dan mengolah informasi, dapat dipidana dalam pidana kurungan penjara selama 2 tahun atau denda paling banyak 500 juta rupiah.
Jadi ini ketentuan pidana yang diatur dlm undang-undang pers,” ucap purwanto di kediamanya jalan Cendrawasih,kelurahan taman Bungga kecamatan Gerunggang kota pangkalpinang ,dalam menyikapi dugaan Kekerasan yang dilakukan oleh sekelopok oknum warga terhadap wartawan
Lebih lanjut ketua setwil FPII Babel meminta kepada pihak Kepolisian segra mungkin menindaklanjuti dan memproses secara Hukum laporan awak media MAPIKOR terkait kejadian dugaan tindak pengeroyokan terhadap wartawan oleh sekelompok oknum warga “Pinta ketua setwil FPII Babel .
( Ap/red)