PANGKALPINANG,Aspirasipos.com – Pertemuan Tingkat Menteri yang menjadi puncak perhelatan rangkaian kegiatan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) sejak 30 September 2018 yang lalu di Melaka Malaysia yang turut dihadiri Gubernur Babel Erzaldi Rosman,  menyepakati dua hal, sebagaimana dipublish oleh pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Pertama, para menteri sepakat untuk mempercepat implementasi proyek yang tertuang dalam Implementation Blueprint 2017-2021. Selain itu, pertemuan juga mendorong penguatan sektor swasta guna mendorong pencapaian Visi 2036 yaitu “Integrated, Innovative, Inclusive and Sustainable Sub Region”.

“Momentum 25 tahun kerja sama IMT-GT harus dimanfaatkan secara optimal untuk melihat kembali apa yang sudah kita capai, apa yang menjadi kendala, dan selanjutnya apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi kendala tersebut,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang memimpin Delegasi RI dalam pertemuan ini.

Tujuan akhir dari kerja sama ini adalah peningkatan nilai perdagangan, investasi, dan kunjungan, serta mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah.

“Untuk itu, kita perlu mendorong percepatan implementasi dari proyek-proyek yang ada di dalam Implementation Blueprint 2017-2021 dan melakukan Mid Term Review tahun mendatang untuk melihat secara lebih komprehensif,” tegas Darmin.

Menko Perekonomian menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, review dari koridor ekonomi yang ada saat ini.  Sebagai contoh dalam Koridor Ekonomi 4, perlu dorongan untuk segera mengoperasionalkan pelayaran laut RoRo rute Dumai-Malaka.

“Demikian juga Koridor 5, kita dorong juga untuk dikembangkan transportasi ramah lingkungan yang menghubungkan Sabang-Phuket-Krabi-Langkawi-Penang. Sementara untuk usulan Koridor Ekonomi 6, kita juga dukung dengan syarat dilakukan studi untuk menghubungkan dengan Sumatera Bagian Selatan,” sambung Darmin.

Kedua, pengembangan kerja sama antar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi salah satu poin penting untuk dikembangkan. “Sumatera ada KEK Sei Mangke, Arun, dan Tanjung Api-Api yang coba dihubungkan dengan KEK di Malaysia dan Thailand,” terangnya.

Ketiga, isu yang saat ini juga menjadi perhatian bersama dalam berbagai forum yaitu Sustainable Urban Development Framework (SUDF).  Program ini tidak terpaku hanya kepada masalah lingkungan tapi lebih luas lagi tentang bagaimana mengembangkan kota secara berkelanjutan dengan berbagai sektor prioritas.

“Dalam kerja sama ini, tadi kita sudah bahas dan sepakati akan fokus pada enam sektor yaitu: transportasi, energi, pengelolaan sampah padat, pengelolaan sampah cair, ketersediaan air bersih dan lingkungan,” jelas Darmin.

Keempat, isu yang juga baru dalam kerja sama IMT-GT yaitu Revolusi Industri 4.0.  Terkait isu ini, Indonesia sudah menyusun road map dengan nama “Making Indonesia 4.0” yang difokuskan pada 5 sektor yaitu: makanan & minuman, tekstil, otomotif, elektronik dan kimia. Untuk itu, Menko Darmin mendorong agar IMT-GT mulai menyusun framework atau roadmap terhadap isu ini.

“Terakhir, kita akan dorong para pengusaha untuk lebih aktif dalam memanfaatkan kerja sama ini dan kita akan coba carikan solusi serta insentif apa yang bisa diberikan bagi para pengusaha di kawasan,” pungkas Menko Darmin.( Ap/red)

 

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
Penulis : ekon.go.id Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.