Dihadapan TPK RBN dalam FGD yang berlangsung di ruang pertemuan Hotel Novotel Pangkalanbaru Bangka Tengah, Sabtu (1/9/2018) itu, Wagub memaparkan komoditi andalan Babel.

Mengawali paparannya, Wagub mengucapkan terima kasih kepada Tim Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi Nasional  yang sudah bersedia hadir untuk melihat langsung komoditi Babel.

Wagub mengharapkan kehadiran Tim ini,  mampu memberikan tambahan terkait empat Komoditi andalan Babel, dua diantaranya kan dua komoditi andalan babel seperti sektor Pariwisata dan Pertanian Lada.

“Berkaitan dengan Pariwisata, Babel terdiri dari dua pulau yaitu Bangka dan Belitung, serta memiliki bermacam suku bangsa, dan hidup kita plural. Mengenai agenda kami dalam rangka menarik dan mempromosikan pariwisata, yang terakhir dalam waktu belim lama di tahun 2018 ini, ada kejuaraan internasional MXGP, kemudian ada lokal destinasi wisata alam sebanyak 258 kegiatan, budaya 47 titik, dan juga wisata buatan sebanyak 23 titik,” papar Wagub.

Untuk pemasarannya, lanjut Wagub Abdul Fatah, dilakukan dengan cara adanya promosi pameran dalam dan luar negeri, publikasi ke  media masa, lalu sistem online,  serta bekerjasama dengan generasi pesona indonesia.

“Saat ini, jumlah SDM Pariwisata kita ada 4000 orang dan akan bertambah terus. Untuk sektor pariwisata ini, kita melibatkan GIPI dan Lembaga Pariwisata lain baik lokal ataupun nasional. Terkait akses transportasi baik Udara dan Laut, kita sudah bekerjasama dengan beragam Airlines, sedangkan sarana pendukung dari pariwisata lainnya adalah adanya penginapan seperti Hotel yang terus ditambah,” urai Wagub.

Sedangkan untuk kendala, ditambahkan Wagub, Babel masih menunggu RZWP3K, Prasarana umum yang belum optimal, jumlah tenaga kerja yang masih belum terserifikasi, masih minim produk kreatif lokal, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang Belitung yang belum selesai, dan belum ada rute penerbangan langsung dari negara pasar utama, serta belum ditetapkannya KEK Tanjung Gunung dan KEK Pantai Timur Sungailiat.

Sementara, untuk sektor pertanian khususnya Lada, kata Wagub, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukannya dengan pendekatan integratif.

“Kami memilih Lada sebagai Komoditi utama dalam pertanian kami. Kenapa ? Karena Lada adalah raja dari rempah – rempah, dan lada Babel adalah khas cita rasanya. Lada Babel bagi kami tanaman merakyat masyarakat Babel. Kelebihan Lada Babel di paperine dan oilnya yang tinggi, patokannya memiliki trade mark sendiri di dunia Internasional, serta sudah ditetapkan sebagai pengembangan lada  oleh Pemerintah,” jelas Abdul Fatah.

Untuk masalah rendahnya dalam produktivitas lada ini, disebutkan Wagub,  akibat dari kurangnya bibit unggul yang tersebar di petani, termasuk biaya produksi yang tinggi, diikuti kurangnya pupuk yang tepat untuk pertanian lada, serta menurunnya tingkat kesuburan tanah.

Saat ini, diungkapkan Wagub,  pengelolaan Lada masih saja bersifat tradisional, terlebih lagi belum adanya standarisasi dan juga masih terbatasnya produk olahan dari lada tersebut, belum lagi adanya oligopoli.

Wagub juga memaparkan, untuk menghasilkan produk olahan yang bermutu, Pemprov Babel  kerjasama dengan lembaga – lembaga penelitian di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor.

“Untuk memaksimalkan peran para penyuluh dan petani, kita akan terus menerus melakukan bimbingan secara teknis,” pungkas Wagub.

FGD tersebut, juga dihadiri Ardan Adi Perdana selaku Ketua dari Team Quality Assurance, jajaran BPKP, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Budiman Ginting, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Toni Batubara, Kapala Dinas Budaya dan Pariwisata Rivai, dan instansi terkait lainnya. (Ap/Red).

Sumber :  HumasPro
Penulis  : Imam