KABAR UTAMANASIONAL

Budi Waseso: Bulog Sudah Mengantongi Ijin 20 Ribu Ton Untuk Impor Gula

Jakarta,Aspirasipos.com-Perum Bulog mendapat izin impor gula kristal putih (GKP) sebesar 50 ribu ton. Impor tersebut dilakukan untuk menekan harga gula pasir di pasaran.

“Kemarin malam, surat izin impor gula GKP sebanyak 50 ribu ton, itu baru turun dari Mendag (Menteri Perdagangan Agus Suparmanto). Baru jam 11 malam ditandatangani Pak Mendag,” ujar Direktur Utama Bulog Budi Waseso saat rapat bersama Komisi IV DPR secara virtual, Kamis (9/4). 

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengungkapkan, sebenarnya, pengajuan impor gula minimal 20 ribu ton sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Namun, perusahaan tak kunjung mendapat izin. Padahal, harga gula di pasaran kian mahal.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula berada di kisaran Rp14 ribu sampai Rp21 ribu per kilogram (kg) di seluruh Indonesia.

Padahal, menurut Buwas, harga gula seharusnya di kisaran Rp12 ribu per kg di tingkat konsumen. Sementara bila harus menunggu impor terealisasi juga tidak bisa cepat menekan harga.

“Izin ini akan langsung kami tindak lanjuti dengan impor, tapi situasi sekarang kalau mau impor pun tidak mudah karena negara produksi gula sudah lockdown, kapal juga sudah berhenti sehingga akan sulitkan kami untuk pengadaan gula,” jelasnya. 

Untuk mengakali itu, Bulog akan mempercepat proses pengolahan GKP oleh anak usaha, PT Gendhis Multi Manis (GMM) untuk meningkatkan pasokan komoditas yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Rencananya, akan ada 29 ribu ton gula yang diolah kemudian didistribusikan ke masyarakat.

“Insyaallah kami bisa segera lakukan sehingga harga gula akan segera turun,” katanya.

Selain itu, Bulog juga akan mempercepat distribusi gula hasil kerja sama dengan perusahaan gula swasta, PT Sugar Group Companies (Gulaku). Gulaku, katanya, memberikan pasokan gula sebanyak 15 ribu ton kepada Bulog untuk kemudian disalurkan ke berbagai daerah.

“Kami dapat bantuan dari pabrik gula di Lampung, Gulaku, itu lagi kami distribusikan,” ucapnya.

Hanya saja, ia mengaku distribusi gula saat ini agak terganggu karena dampak penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. Pasalnya, penyebaran virus membuat kalangan supir ‘ogah’ mengangkut gula ke pelosok negeri.

“Misalnya kemarin ke Aceh, itu baru sampai 400 ton gula, sehingga ada keterlambatan, mekanismenya jadi panjang, masyarakat jadi lebih takut, khususnya pengemudi. Maka kami minta bantuan pengawalan dari TNI dan Polri,” tuturnya.

Di sisi lain, ia berharap harga gula bisa turun karena pemerintah sebelumnya sudah memberikan izin impor gula rafinasi kepada beberapa perusahaan dengan total 250 ribu ton. Dari ketentuan impor tersebut, perusahaan diberi mandat untuk tidak hanya menggunakan gula untuk kebutuhan industri, namun juga mengalirkan ke masyarakat.

“Kalau ini terjadi, kami yakin sesegera mungkin harga gula akan normal lagi, paling mahal Rp12 ribu per kg. Sekarang di pinggir Jakarta masih Rp15 ribu per kg, tapi kami operasi terus,” katanya.

Sementara Ketua Komisi IV DPR Sudin memberi masukan agar pemerintah bisa mewajibkan setiap perusahaan gula swasta untuk menyalurkan sekitar 20 persen hasil produksinya ke Bulog. Komisi IV juga mendorong agar Bulog senantiasa menjual gula sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Kementerian Perdagangan.

“Ini dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga gula nasional,” ujar Sudin pada kesempatan yang sama.(RD7)

Iklan

Related Posts

1 of 697