PANGKALPINANG ,Aspirasipos.com – Program Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas lada di Bangka Belitung (Babel) yang digagas Pemprov Babel  kini mulai disambut dengan antusias oleh para petani.  Bahkan pada Senin (3/9/2018) ada tambahan 40 ton lada yang akan masuk gudang dari sebelumnya hanya 20 ton.

Hal ini dikatakan oleh Tanaim dari Dinas Perdagangan Pemprov Babel pada Sabtu (1/9/2018).

Menurut Tanaim, kini petani lada maupun pengepul mulai terlihat antusias untuk menitipkan lada milik mereka ke gudang yang sudah ditetapkan seperti gudang yang ada di Desa Mangkol Kabupaten Bangka Tengah. “Petani mulai datang memanfaatkan program sistem resi gudang (SRG) untuk mendapatkan pembiayaan di bank yang telah ditunjuk, yakni Bank SumselBabel Syariah, BRI Syariah, dan BPRS Syariah,” ujar Tanaim.

Memang kata Tanaim, harga lada saat ini masih kurang menguntungkan bagi para petani di Bangka.  “Jadi dengan kondisi harga yang masih belum menguntungkan ini para petani mulai antusias menitipkan lada mereka melalui sistem resi gudang.  Mereka bisa ambil uang dengan jaminan resi namun lada tetap aman di gudang sambil menunggu harga menguntungkan bagi para petani,” tutur Tanaim.

Program sistem resi gudang (SRG) ini memiliki banyak keuntungan bagi petani pemilik lada. Juga  sistem resi gudang diharapkan mampu menjaga stabilitas harga lada dan pemasaran lada ke dunia secara global. Kemudian kualitas lada Babel pun diperhatikan dengan pembersihan bakteri lada.  Sehingga lada Babel akan menjadi lada terbaik di dunia di tengah-tengah persaingan ketat dari beberapa negara penghasil lada lainnya.

Seperti yang dikatakan Gubernur Babel Erzaldi Rosman, untuk mewujudkan keberhasilan program sistem resi gudang  (SRG) semua pihak harus kompak dan bersatu. Bagi pelaku usaha sektor agrobisnis dan agroindustri, adanya sistem resi gudang ini tentunya akan memberikan kemudahan  memperoleh komoditi yang berkualitas karena komoditi yang disimpan di gudang SRG  telah melalui uji mutu.

Bagi masyarakat Babel sendiri, program sistem resi gudang (SRG) dibuat sebagai upaya menciptakan stabilisasi harga lada di tingkat petani. Program ini dibarengi dengan pendampingan petani tentang bagaimana cara berkebun yang baik, pemberian bantuan bibit lada unggul, mendirikan pusat penelitian dan pengembangan lada nasional di UPT Pembibitan dan Peternakan Pelempang yang kini mulai berjalan bekerja sama dengan UBB dan UGM. “Harapan kita agar kejayaan lada Babel akan bisa diraih lagi, kesejahteraan hidup petani naik, daya beli masyarakat tinggi, dan bergairahnya roda perekonomian di Babel,” ujar Erzaldi.”(Ap/Red)

 

 

Sumber: Humas Pemprov Babel
Penulis : Irwanto